Mesin DOHC 150 cc, Perlu Nggak Seh !!!! Juni 2, 2014

Malam bro sis sekalian, sejenak sang adminoff dulu dalam aktifitas ngeblog dan berkunjung kewarung serta nitip jemuran. Karena load pekerjaan lagi tinggi2nya. We haven’t long time .. 👿 . Perdebatan yang tidak ada habisnya ketika kita membicarakan motor dengan kubikasi mesin 150 cc. motor dengan kubikasi kecil ini banyak diisi oleh sport touring dan komuter. Kita bicara mesin 4 langkah jadi hilangkan dulu ninja rr dan super kips.. Kita concern pada brand yang udah mengusung basis mesin 4 langkah.

Ada honda verza, NMP, byson, new vixion, dan R15 yang masih mengusung mesin SOHC. Namun disilain ada CB150R, suzuki satria F dan CBR150R yang ketiganya mengisi line up mesih DOHC. Namun dari kedua basis mesin ini yang menjadi pertanyaan, apakah perlu penggunaan mesin DOHC namun mengorbankan durability part dan inefisiensi BBM.

Secara general, menjamurnya motor batangan dengan kubikasi 150 cc karena keperluan keseharian. Latar belakang yang punya pun berbeda mulai dari buruh, pelajar maupun pekerja kantoran. Setiap hari digunakan untuk stop and go dan pasti sasaran pasar ini adalah efisiensi penggunaan BBM. Jika kita mencoba komparasikan antara DOHC dan SOHC standard pabrikan di kelas ini tidak terjadi range yang signifikan antara power dan top speed. Kecuali motor yang mengusung body slim dan bobot ringan semisal satria F. Artinya secara filosofi penggunaan kubikasi dapur pacu 150 cc standard pabrikan tidak dirancang untuk menonjolkan speed. Jika anda bilang bahwa motor sport 150 cc wajib kencang. Boleh saja, namun mentok di angka 130 km/jam baik SOHC maupun DOHC. Power pun 11 : 12 perbedaan hanya sekita 1 PS. So not significant point to power and speed… Secara desain pabrik memang sport 150cc dilarang kencang.. Mau kencang ambil 250 cc yang keseluruhan menggunakan DOHC…

Namun sah sah saja jika kita membanggakan DOHC pada segmen ini. Mantap diputaran rpm atas dan dapat mengail nafas lebih panjang dibanding SOHC. Hal ini memang benar adanya.. Namun anda akan mengorbankan effisiensi.. Dengan kailan RPM lebih tinggi maka semburan kabut BBM lebih tinggi yang berefek pada konsumsi BBM akan tidak effisien.. Lainya lagi konsumen pada kubikasi ini masih halal memakai premium aka bensin bersubsidi.. Yang artinya pabrikan sudah berfikir bahwa user dikelas ini lebih memilih effisiensi daripada kompresi tinggi. Lebih bersahabat dikantong tidak boros.. Mari kita lihat lagi beberapa kisaran harga spare part di segmen 150 cc maka harga masihlah rasional dan lagi – lagi orientasi lebih kepada effisiensi.

Namun bagi yang mengusung mesin DOHC pada segmen ini ketika kita coba compare efisiensi vs 150 cc.. Tidak akan ketemu.. Boleh minum premium namun ketika mesin kena masalah maka biaya yang dikeluarkantidaklah sedikit. Artinya satu sisi menginginkan segmen ini mencari keiritan disisi lain mahal di ongkos repairing engine.. Menurut pandangan pribadi saya Lebih realistis dan ideal di segmen ini adalah pure effisiensi… Terutama pada konsumsi BBM dan perawatan engine.. Lah om sama dengan metik donk??? Iya selisih 25 cc dengan metic dan bebek jangan berharap banyak… Kalopun berharap banyak ambil yang 250 cc real DOHC 2 cylinder…

Last.. Debatable antara SOHC dan DOHC pada kubikasi 150 cc.. Jebule beda jenis mesin ko power 11 : 12 mas bro… Mau kenceng tuh DOHC 250 cc perbedaanya signifikan masbro.. Baru mantappppp

Posted from WordPress for Nokia 3310 Limited Jadul Edition