Skala Prioritas Yang Saya Ambil Adalah Gubuk Kecil…. Kalo Anda!!!!

nivikoko.com – Belajar mengenai skala prioritas pada masa kecil saya masih inget dengan petuah sang kakek dan bapak serta ibuk saya mengenai bagaimana menempatkan rejeki sesuai dengan tempatnya. Terkadang dulu saya pas kecil juga merasa iri dengan beberapa teman sebaya yang kala itu sudah memiliki speda pancal dengan merek wimcycle dan hanya bisa melihat karena memang waktu itu keluarga lagi pada masa titik ekonomi yang cukup sulit (tragedi 998) memaksa para pedagang dan pengusaha untuk gulung tikar say masih ingat waktu itu .. sampai ketika baru setahun kemudian pada tahun 1999 speda itu muncul di rumah saya. Yahhh…. ketika semua teman saya sudah memiliki speda polygon dengan ada operanya atau apa itu yaa… namun saya baru memiliki speda wimcycle disaat sudah tidak jamanya. Namun karena kala itu hati senang sekali dibelikan speda baru oleh orang tua ya bisa lebih enak main – main kerumah teman – teman atau sekedar mbolang.

Namun ketika saya sudah menginjak kelas 6 SD yang mana saat itu perekonomian keluarga saya sudah membaik dan mulai memikirkan kepentingan anaknya. Namun bukan kepentingan kendaraan bermotor atau wah.. lebih kepada masadepanya…. inilah skala prioritas yang menurut saya naluri sebuah orang tua kepada anaknya. Bukanya beli spedamotor yang bisa dibilang wahh, bukan beli mobil walaupun bekas.. Namun yang dibeli adalah sepetak tanah yang harganya lumayan muahal kala itu. Sampai bapak saya menggadaikan beberapa surat tanah lainya untuk menutup harga yang diminta oleh para penjual tanah… Sampai ibuk dan eyang putri heran… apakah udah benar bapakmu le??? apa nanti nggak menyesal masak sepetak tanah dibelinya dengan harga yang diatas pasaran… Namun ketika malam saya coba menanyakan ke bapak prihal pembeliah tanah itu dia jawab “

“Papan atau tanah itu adalah sumber kehidupan nanti, banyak orang yang ingin membeli tanah namun tidak ada yang menjualnya. Namun ketika dibelikan besi.. maka suatu saat nilainya akan terus turun. Namun kalo tanah/ladang atau bangunan semakin hari nialinya akan naik…. begitulah kiranya penuturan dari bapak saya kala itu”

Setelah mengerti penjelasan sang bapak.. maka seketika itu saya memberitahukan kepada ibuk mengenai kenapa bapak begitu berai mebeli tanah yang harganya diatas pasaran.. Hal seperti itu berlangsung sampai saya kuliah..namun apa yang dikatakan bapak memang benar…. Pas waktu saya berlibur kerumah kalo ngak salah hari jumat bulan tiga kemaren ada seorang pemilik showroom yang kebetulah sholat dimasjid depan rumah… dan memang sudah akrap dengan warga sekitar ketika mulai masuk kerumah ternyata dia berani menghargai satu petak tanah yang dulu hanya dibeli sekitar 27.000.000 dengan satu mobil new kijang inova … yang kala itu jika di uangkan sekitar 230 jutaan rupiah… Namun lagi lagi skala prioritas bukanlah mobil ya tetep aja nggak digubris… dalam waktu 13 tahun nilai sebuah tamah naik 10 kali lipat…… suatu contoh apabila nilai tanah yang kita miliki total 1 M …. dalam kurun waktu 10 tahun bisa jadi 11 M… itu belum jika kita hitung dari hasil yang sudah diperoleh setiap tahunya apabila kita coba tanami beberapa tanaman kebutuhan pokok.

Langkah yang benar dan bijak yang dilakukan oleh seorang bapak dan juga akan diturunkan kepada anaknya.. PASTI !!!!!! Sampai sekarang kegemerlapan dengan munculnya produk baru kendaraan bermotor hanya terlintas dibenak fikiran saya.. pengen.. oh bagus yaa….. keren pasti kalo naik diatasnya.. namun sekali lagi untuk menghibahkan duit sebesar itu dan bukan kebutuhan yang primer saya bisa bilang jangan dulu untuk saat ini…. rem dulu….. apadaya hati pengen tapi akal fikiran minta jangan. jangan… masih perlu yang lainya…

Wal hasil urunglah mencoba untuk melirih dan naik kelas… karena hal yang terpenting dalam kehidupan untuk yang belom menikah seperti saya adalah papan/rumah…. Iyaa.. bener mas broo…. karena kalo pulang selalu dibujukrayu sang bapak untuk cobalah uangnya ditabung kalo ada lebih ini ada petak kosong mau dibikin rumah ya silahkan… Ya untungnya tanahnya kagak usah beli mas bro tinggl nempati aja jadi biaya untuk pembelian tanah bisa dialokasikan ke yang lainya…. Memang bapak saya mengajari mengenai hal yang sangat detail buka berarti ikut campur dalam masalah keuangan pribadi saya. Namun lebih kepada bagaimana memandang skala prioritas mana yang didahulukan… Mau seperti temenmu yang uangnya habis dibuat rea reo atau mau di bikin papan/rumah…

Proses pembangunan sudah hampir selesai mas bro…. karena sudah dikerjakan sejak bulan 12, tahun 2012 yang lalu… Lama banget sampai sekarang lom selesai ya om… iya terkadang dalam pembuatan gubuk kecil biaya banyak mekarnya… sedangkan dalam hidup harus ada tujuan…. karena saya berfikir di pacet sini sudah diberikan rumah dinas.. maka tidak perlu saya membuat disini tohh harga tanah disini juga mahalnya minta ampun… apalagi baya angkut material daribawah ke atas… pertimbangan yang sulit jika membuat rumah disini juga… Kenpa nggak ngabil perumahan aja om ???? kan bisa dikredit???? ya memang dulu pas aal tahun 2013 saya berkeinginan untuk kredit perumahan di area pacet regency… namun hal itu urung saya lakukan karena jarak dari perusahan yang lumayan jauh toh disini juga disedikana perumahan yang lengkap dengan berbagai fasilitas…

Namun bukan tanpa kendala dalam proses pembanguna dalam artian rekening udah jebol semua bahkan khusus untuk emergency juga tersedot dalam memenuhi kebutuhan material dan tukang.. alhamdulillah berkat rizki yang diberikan oleh allah seiring dengan banyaknya project analysiss plant perusahaan yang membuahkan hasil maksimal.. rejeki mengalir dan alhamdulilah semua itu dapat teratasi.. Memang tidak mudah dalam mendirikan sebuah rumah butuh ekstra effort mulai dari biaya dan prediksi dana yang dibutuhkan. Sampai saat ini saya masih melakukan tahap perbaikan di area plafon rumah yang mana per hari ini katanya udah mulai di garap oleh kontraktor yang nantinya pas sabtu esok pulang bisa lihat penampakan atau paling tidak proses pemasanganya.

Proses masih setengah jadi 😀

Masih dalam proses pembangunan dan sempet berhenti karena dananya habis

Sudah mulai selesai setelah beberapa bulan mangkrak…..

Lokasi dalam…. 😀 😀

Sudah hampir selesai……

Kombinasi warna abu – abu dan putih

Jadi waktu yang dibutuhkan tidak sebentar mulai dari tahun 2012 – sekarang masih ada yang masih belom final dalam membangun gubuk ini…. Apakah orang tua juga ikut andil om??? jawabnya iya… namun hanya sekitar 25% ….. itupun jika memang benar saya sudah sangat kesulitan pendanaan… doakan semua lancar ya mas broo…. dan rejekinya lancar juga .. amminnnnn

Last…. memang setiap manusia punya pemikiran yang berbeda…. ada skala prioritas yang berbeda pula. Semua sah – sah saja asal dana yang diperoleh bukan dengan cara yang haram. insya allah langkah yang saya ambil ini sudah benar.. untuk masa depan anak, istri dan orang tua saya juga… kalo udah gene mau ada produk baru apapun dan sekompetitif apapun harganya.. jebuleee mek iso ngecess mas brooo.. dananya nggak ada buat yang lain…

Perumahan dinas dari perusahaan…. 😀